Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEBAGIAN BESAR ORANG PINTAR TERNYATA GOBLOK (bagian 1)

BOB SADINO


www.kuduskerja.com - Sejak lama kami mempunyai keyakinan, bahwa sekolah formal tidak mampu untuk mendukung potensi seseorang untuk menjadi wirausahawan yang tangguh. Kami sangat yakin sekali, bahwa seorang pengusaha tidak butuh sekolah formal. yang dibutuhkan oleh seorang pengusaha hanyalah segera melangkah dan terus belajar dari proses kehidupan yang dijalani. Seorang pengusaha harus lebih banyak melakukan, terus menerus, berulang ulang sehingga semakin terampil. Pengulangan untuk melakukan sesuatu jauh lebih utama daripada teori disekolah formal. Sekolah kehidupan atau sekolah jalanan justru mengajarkan kepada kita untuk melakukan pengulangan atau yang disebut repetisi.

Ada pertanyaan, kenapa sekolah formal kurang bahkan tidak baik untuk seorang calon pengusaha? Kami punya suatu alasan yang masuk akal untuk orang "pintar'. Walaupun bagi orang bodoh seperti kami ini, sekolah formal memang tidaklah perlu. Berikut alasannya; kami beranggapan bahwa semua orang yang bersekolah dari TK sampai perguruan tinggi, setiap hari rutinitasnya melahap apa yang dinamakan sebagai informasi. Apa informasi itu? Mungkin bisa kita mulai dengan suatu penjelasan bahwa informasi adalah suatu berita. Berita merupakan suatu hal yang sebagian besar yang sudah terjadi, telah berlalu. Sampai ini apakah Anda setuju? Misalnya, berita kapal tenggelam, kabar tentang semburan lumpur lapindo, informasi kenaikan harga BBM dan informasi lainnya. Semua informasi atau berita itu sudah terjadi.

Jika kita menganggap bahwa informasi merupakan suatu hal yang telah lewat, maka hal ini bisa kita ibaratkan informasi dengan telur. Telur yang dijual merupakan telur yang sudah lama, sudah basi. Jika diumpamakan sebagai makanan, maka suatu informasi sama halnya denga makanan kemarin, sudah basi juga, sampai sini apakah Anda setuju?. Artinya semua orang yang telah bersekolah formal terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang telah basi. Otak dan pikirannya mungkin sudah terlalu kenyang dengan informasi yang telah lewat atau telah terjadi.

Lalu apakah jadinya jika otak kita setiap hari diisi dengan informasi yang telah basi? Pastinya otak kita tidak bisa diajak untuk berpikir jernih. Hal tersebut dikarenakan otaknya hanya terdiri dari informasi yang telah lalu. Bagaimana bisa berpikir dengan jernih? Beda dengan orang yang selalu mengkonsumsi asupan segar untuk otak. Seperti Bob Sadino yang tidak pernah belajar di skolah formal. Hal tersebut yang membuat Bob Sadino berani menyebut para sarjana, sebagian besar otaknya hanya "sampah". Kalau isinya sampah ya harus segera dibuang, karena tidak mungkin menjadi seorang pengusaha dengan otak yang dipenuhi dengan "sampah".

Untuk Anda, apakah konotasi smpah itu baik atau buruk? Jawabanyya mungkin sebagian besar pasti menyebutnya buruk, walaupun bisa juga sampah berubah menjadi suatu yang baik. Misalnya merubah sampah menjadi pupuk, dengan cara dikompos. Bahkan ada juga yang  merubah sampah menjadi sumber energi dan pembangkit tenaga listrik. Berarti kalau mau sampahnya berkonotasi baik, perlu ada usaha lain utnuk merubahnya.

bersambung....

Posting Komentar untuk "SEBAGIAN BESAR ORANG PINTAR TERNYATA GOBLOK (bagian 1)"